Beberapa Tips Agar Bisnis Tetap Menguntungkan Sementara Mengurangi Emisi Karbon!

Tips Menekan Biaya dalam Penurunan Emisi Gas Rumah Kaca

Melakukan upaya penurunan emisi seringkali dianggap sebagai beban biaya yang besar bagi perusahaan. Namun, dengan strategi yang tepat, penurunan emisi dapat dilakukan dengan efisien dan ekonomis. Berikut adalah beberapa tips yang dapat membantu perusahaan Anda menekan biaya penurunan emisi:

  1. Lakukan Audit Energi: Pertama, lakukan audit energi di seluruh operasi perusahaan. Ini melibatkan penilaian terhadap efisiensi energi dalam operasi dan identifikasi area di mana peningkatan dapat dilakukan. Audit ini dapat mengungkapkan peluang untuk penurunan emisi yang juga dapat menghemat biaya operasional, seperti peningkatan efisiensi sistem pemanas atau pendingin.
  2. Gunakan Teknologi Ramah Lingkungan: Menginvestasikan pada teknologi yang lebih hemat energi atau menggunakan sumber energi terbarukan dapat menurunkan emisi dan juga menghemat biaya dalam jangka panjang. Misalnya, penerapan panel surya dapat menurunkan kebutuhan energi dari jaringan listrik, sementara penggunaan peralatan efisiensi tinggi dapat menurunkan konsumsi energi.
  3. Menerapkan Manajemen Energi: Melakukan manajemen energi yang baik juga dapat membantu dalam mengurangi emisi dan biaya. Hal ini dapat berupa langkah sederhana seperti memastikan lampu dan peralatan lain dimatikan ketika tidak digunakan, atau lebih kompleks seperti memonitor dan mengatur penggunaan energi secara real-time menggunakan sistem manajemen energi.
  4. Pendidikan dan Pelatihan: Pendidikan dan pelatihan karyawan tentang pentingnya penurunan emisi dan cara mereka dapat berkontribusi juga sangat penting. Dengan pengetahuan yang memadai, karyawan dapat membantu dalam upaya penurunan emisi melalui tindakan sehari-hari mereka di tempat kerja.
  5. Pemanfaatan Kredit Karbon: Jika perusahaan Anda mampu mengurangi emisi lebih dari yang diperlukan oleh peraturan, Anda mungkin bisa menjual kelebihan pengurangan emisi tersebut sebagai kredit karbon di pasar karbon. Ini bisa menjadi sumber pendapatan tambahan yang bisa membantu menutupi biaya penurunan emisi.
  6. Mengadopsi Strategi Hijau: Adopsi strategi bisnis yang ‘hijau’ atau berkelanjutan juga dapat menurunkan biaya. Misalnya, mendaur ulang atau menggunakan kembali material bisa menghemat biaya pembelian material baru dan juga menurunkan emisi.

Ingatlah, bahwa investasi di awal dalam upaya penurunan emisi seringkali bisa memberikan penghematan biaya dalam jangka panjang. Selain itu, perusahaan yang proaktif dalam menangani isu perubahan iklim seringkali dipandang lebih baik oleh konsumen dan investor, yang bisa memberikan keuntungan kompetitif.

“Perusahaan dapat menjual hak untuk mencemari lingkungan dalam perdagangan emisi, sedangkan dalam perdagangan karbon, yang dijual adalah sertifikat unit karbon”. Menurut lindungihutan.com (25/02/2022), emisi karbon diartikan sebagai gas yang dikeluarkan dari proses pembakaran segala senyawa yang mengandung karbon, seperti CO2, solar, bensin, LPG, dan bahan bakar lainnya. Lebih lanjut, emisi karbon merujuk pada proses pelepasan karbon ke atmosfer bumi. Sebagai informasi tambahan, saat ini emisi karbon telah menjadi salah satu penyebab utama perubahan iklim.

Berdasarkan ojk.co.id (13/01/2022), guna menghadapi perubahan iklim, Pemerintah Indonesia telah mengeluarkan kebijakan tentang pasar karbon. Kebijakan ini merupakan bentuk komitmen Indonesia dalam Nationally Determined Contributions (NDC) terkait isu perubahan iklim, baik melalui penguatan program ataupun strategi. NDC merangkum komitmen Indonesia dan berbagai negara lainnya yang termasuk dalam Paris Agreement untuk mengurangi emisi karbon, dengan upaya sendiri sebanyak 29 persen atau 41% dengan bantuan internasional pada 2030.

Kebijakan ini diatur dalam Peraturan Presiden nomor 98 tahun 2021 tentang Penyelenggaraan Nilai Ekonomi Karbon untuk Pencapaian Target Kontribusi yang Ditetapkan Secara Nasional dan Pengendalian Emisi Gas Rumah Kaca dalam Pembangunan Nasional (“Perpres No. 98/2021”). Mengingat komitmen Indonesia terhadap pengurangan emisi karbon, Lita Paromita Siregar, sebagai Managing Partner BP Lawyers dalam webinar Friday I’m In Law yang diselenggarakan Klik Legal, berbicara tentang perdagangan karbon sebagai salah satu cara untuk mengurangi emisi karbon.

Lita menjelaskan bahwa ada dua jenis perdagangan karbon di dunia, yaitu perdagangan emisi dan perdagangan karbon. Berikut adalah perbedaan di antara keduanya:

Perdagangan Emisi Perdagangan emisi adalah transaksi pembelian kredit karbon antara pihak yang menghasilkan emisi berlebih dan pihak yang menghasilkan emisi di bawah batas yang ditentukan. Dalam kata lain, ini adalah jual beli hak untuk mencemari lingkungan. Sebagai contoh, perusahaan A dalam bidang pembangkit listrik tenaga batubara yang menghasilkan emisi sebanyak 300.000 metrik ton dapat menjual “hak untuk mencemari” kepada perusahaan lain, sehingga total emisinya menjadi 250.000 metrik ton.

Perdagangan Karbon Perdagangan karbon adalah transaksi jual beli unit karbon dengan tujuan untuk menyeimbangkan emisi yang telah dihasilkan. Unit karbon disini adalah bukti kepemilikan karbon dalam bentuk sertifikat atau persetujuan teknis yang dinyatakan dalam ton karbon dioksida. Sebagai contoh, jika perusahaan memiliki lahan yang berisi hutan jati yang tidak ditebang (malah menghasilkan oksigen), perusahaan tersebut dapat mengajukan sertifikasi ke lembaga internasional sebagai verified carbon unit dan unit karbon tersebut dapat dijual ke perusahaan lain.

Di Indonesia, peraturan tentang perdagangan karbon berlaku khusus pada sektor Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU).

Buat kamu yang punya permasalahan dengan legal bisnis yang sedang atau baru akan kamu jalani atau apapun seputar legal dan perizinan, jangan ragu untuk menghubungi legalkuperizinan.

Jangan ragu untuk menghubungi kami jika Anda membutuhkan konsultan legal & bantuan hukum.

Telp: +62 818-0692-6666

Email: info@legalkuperizinan.com

Facebook
Twitter
LinkedIn